Classic music has always anesthetized our soul, reflect an ambience of emotional and the depth of tranquility. Seperti konser Chamber Music Series yang digelar di Auditorium CCF ( Pusat Kebudyaan Perancis ) Bandung beberapa waktu yang lalu ( 17 Desember 2007, 19:30 WIB ). Ini adalah seri konser ketiga yang diadakan oleh Chamber Music ( www.chambermusic.co.id ) dari total enam seri konser yang dijadwalkan. Dan sayangnya aku melewatkan seri pertama ( 26 Oktober 2007 ) menampilkan Marcel Becker ( double bass ) dan Ary Sutedja ( piano ). Serta seri kedua ( 15 November 2007 ) yang menampilkan Jean-Paul Minali Bella ( arpegina ) dan Dana Ciocarlié ( piano ). Chamber Music Series ini sangat memberikan hiburan “a muse music performance” dan tontonan yang comfort, karena menampilkan “virtuoso and young talented musicians”. Ditengah jarangnya konser musik klasik di Bandung ini.
Acara konser Chamber Music Series ini kemarin malam dimulai pada pukul 19:40 WIB, telat lebih kurang 10 menit. Tapi aku sudah berada di CCF pada pukul 19:00 WIB. Aku langsung beli tiket seharga 20 ribu rupiah dimeja penjualan tiket persis didepan pintu masuk auditorium, setelah tiketku disobek aku langsung masuk kedalam dan segera mengambil tempat duduk dibagian paling depan persis didepan panggung yang mungkin berjarak Cuma 2 meter. Kemudian acara segera dimulai dengan ditandai oleh prelude atau semacam kata pembukaan oleh seorang perempuan setengah baya yang bertindak sebagai MC pada konser ini. Pada kata pembukaan konser ini sang MC memperingatkan para penonton untuk tidak mengambil atau merekam gambar dalam bentuk apapun ( photo, video atau audio ). Mendengar statement ini aku agak kecewa karena aku sudah sengaja menyediakan handycam didalam tasku dan camera digital didalam saku celanaku. Tapi aku nggak ambil pusing dengan larangan tersebut, dan tetap saja mengambil beberapa gambar dengan cara mencuri-curi moment yang tepat sambil tetap duduk manis agar tak mencurigakan. Camera digitalku aku set tidak menggunakan blitz dan aku atur diafragmanya agar cahaya ruangan konser yang agak temaram bisa terekam di cameraku. Aku nggak bisa mengangkat tanganku terlalu tinggi untuk dapat melihat gambar dari viewfinder atau display LCD camera dan hadycamku. Camera aku letakkan diatas paha / pangkuan. Aku Cuma dapat melihat sedikit pada LCDnya dan mengira-ngira, jadi orang-orang yang berada dibelakangku mungkin nggak mengira aku mengambil gambar. Sambil tetap menikmati alunan music klasik yang syahdu dan getting stunned.
Entah kenapa ketika mendengarkan alunan perpaduan musik dari Cello nya Damien dan Piano nya Sam aku sepertinya terhipnotis, tanpa sadar tangan kiriku menopang dagu dengan siku bersandar pada perut dan bola mata menatap kedua musisi Eropa tersebut tanpa berkedip. Alunan musik mereka baru pertama kali ini aku dengar tapi entah aku merasa sudah sangat familiar. Seperti ilustrasi musik di film-film drama Royal yang berseting Eropa atau Perancis abad ke 18 dan 19. Seperti musik di zaman Victorian England abad ke 18 dan 19, seperti musik yang mengalun dari ruang Grand Hall rumah bangsawan Lord atau Duke of England atau bangsawan Count Perancis dengan wig keritingnya. Dan yang aku suka mereka membawakan salah satu karya Chopin, tapi terus terang aku nggak tahu judulnya, aku tahu itu karya chopin karena sebelum mereka memainkan, Damien bilang ke para penonton bahwa karya selanjutnya yang mereka mainkan adalah musik yang digubah oleh Chopin. Begitulah mungkin kira-kira yang aku tangkap dari ucapannya dalam bahasa inggris dengan aroma croissant ( karena Damien berasal dari Perancis ). Dan dengan jenakanya Damien bilang ke penonton “ IF YOU WANT TO DANCE, ….PLEASE”. Maksudnya kalau ada penonton yang mau berdansa silahkan saja. Dan para penonton cuma tertawa saja menanggapi tantangan Damien ini. Kemudian Sam Haywood dengan logat british nya. Kalau aku lihat tampangnya yang innocent itu dengan rambut keriting serta kacamatanya, mengingatkanku dengan tampang Erlend Oye frontman nya “King of Convenience” itu.
Dan sekedar info nih, Damien Ventula pernah bergabung dan berkarir dengan Berliner Symphony Orchestra dibawah arahan ( conductor ) Eliahu Inbal. Dan pada Desember 2005 dia dinominasikan untuk penghargaan dari pemerintah Perancis sebagai “Revelation soliste instrumental”. Well…about Sam Haywood, I think He has now established himself as one of the leading pianists of his generation. He has written the music for a children’s opera, which was given three performances in London. And as a fortepianist He has broadcast on radio as part of the BBC’s Early Music Festival and was awarded the Early Music prize at the Royal Academy of Music.